Mahasiswa Bukan Rata-Rata

Pada hari Jumat, saya menghadiri sebuah seminar yang berjudul “Mahasiswa Bukan Rata-Rata” dalam rangka UGM Expo 2016 di Grha Sabha Pramana UGM. Seminar ini melatih softskills kita. Ada 5 pembicara, pembicara pertama Pak Wikan, lalu Mas Raihan, Pak Atus, Mas Yusuf, dan ketua BEM Universitas Gadjah Mada yang bernama Muhammad Ali Zainal Abidin.

Pak Wikan berbicara mengenai tentang mental mahasiswa. Seorang mahasiswa harus mempunyai 6 sifat inti, yaitu Critical Thinking,  Soft Skill, Knowledge, Cross Culture Communication, dan Inovasi yang Kreatif. Karena seorang mahasiswa harus mempunyai pemikiran-pemikiran yang kritis dan teliti dalam setiap kejadian. Kemudian seorang mahasiswa harus mempunyai potensi dalam soft skills karena itu akan diperlukan pada dunia kerja yang nyata. Lalu seorang mahasiswa harus memiliki pengetahuan yang luas. Karena pengetahuan sebenarnya adalah kunci utama. Kita tidak bisa apa-apa tanpa memiliki pengetahuan yang luas. Kemudian komunikasi juga harus diikuti secara seimbang. Karena mempunyai jaringan yang luas mempermudah kita. Dan yang terakhir adalah inovasi dan kreatif. Seorang mahasiswa harus dapat berpikir sesuatu yang berbeda(dalam artian yang positif) dari yang lain. Karena sesuatu yang berbeda itu bisa menarik perhatian masyarakat dan berpeluang besar dalam memcapai tujuan dari maksud yang kita inginkan.

Pembicara kedua adalah Mas Raihan. Kita mungkin sudah mengetahui sebuah brand minuman yang bernama Chockles Es Cokelat. Dan Mas Raihan ini adalah owner dari brand tersebut. Pada bagian ini, saya baru mengerti bahwa untuk mencapai tujuan dan sukses itu butuh perjuangan yang sangat keras dan kesabaran yang sangat besar. Sesuatu yang kita kerjakan dengan penuh kesabaran dan dari sesuatu yang kecil, dapat mengubah menjadi sesuatu yang besar. Buktinya, hampir semua orang di Jogja ini mengetahui brand Chockles yang diminati oleh hampir kebanyakan orang.

Lalu pada pembicara ketiga yaitu Pak Atus, dosen fitogeografi yang saya kagumi. Cerita Pak Atus juga menyentuh hati saya. Hampir sama dengan Mas Raihan, inti dari cerita Pak Atus ini yaitu kita harus mempunyai tingkat juang yang tinggi, kesabaran yang besar, dan pemikiran yang luas. Pak Atus bercerita bagaimana cara dia membayar uang kuliahnya pada saat itu. Dari yang awalnya jual koran, kemudian Pak Atus mulai mencari-cari info beasiswa yang kemudian akhirnya dengan perjuangan yang keras beliau mendapatkan beasiswa tersebut. Di sini saya mengerti bahwa beasiswa itu memang penting dan sangat dibutuhkan.

Kemudian ada Mas Yusuf. Awalnya, Mas Yusuf sering mengikuti lomba-lomba Pencak Silat dan meraih banyak kemenangan dalam bidang itu. Dalam sesi ini, saya mendapati bahwa sesuatu yang sukses itu tidak harus dalam bidang akademik. Tapi dalam bidang non akademik kita bisa mendapatkan kesuksesan dan berprestasi jika kita benar-benar mendalaminya.

Dan yang terakhir adalah ketua BEM UGM. Pada cerita dari ketua BEM UGM ini, yang saya dapati yaitu bahwa antara organisasi dan akademik itu harus berjalan secara seimbang. Kita tidak dapat hanya mementingkan salah satu dari kedua bidang itu. Organisasi juga penting untuk melatih softskill kita, tapi akademik juga penting untuk menuntaskan kuliah kita dan menambah ilmu pengetahuan.

Itulah pembicara-pembicara yang mengisi acara UGM Expo 2016 “Mahasiswa Bukan Rata-Rata”. Pada intinya, seorang mahasiswa harus mempunyai suatu kelebihan dan niat yang kuat dalam mendapatkan kesuksesan yang tinggi yang dia inginkan.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.